Senin, 12 November 2007

Segantini

Sehabis pulang dari eks-kotsanku.Entah kenapa? Aku terkadang kangen suasana kost yang lama.Terus terang aku kangen sama canda gurau adik2 kostku.Kemudian iseng nyalain Pcku.Lalu tv turnerku.Setelah Lama memencet-mencet tombol remote sambil mengharap ada chanel yang bagus untuk dinikmati.Akhirnya pilihanku jatuh di metrotv.Program autobiografi seorang seniman bernama Giovanni Segantini .Seorang seniman lukis yang hidup di sekitar pegunungan alpen,swiss dan hidup antara 1858-1899 .Lukisan yang dia buat sangat natural dan indah untuk dinikmati.Terus terang aku buta tentang seni lukis dan kehindahan yang membuat lukisan di hargai mahal.Sebagai orang awam aku terkesima (ciehhh gubrak) dengan lukisannya.Lukisan kegiatan penduduk desa dengan latar belakang pegunungan alpen.Menurut sang ahli,lukisan sagantini sangat natural dan beteknik tinggi.Bayangkan untuk memperoleh sebuah kilatan dari lereng pegunungan yang terbentuk dari warna abu – abu.Dia tidak mencampur putih dan hitam dahulu tapi langsung ia buat dalam kanvas.Sehingga gunung alpen yang bersalju tampak berkilat keabu – abuan.ciamiikkk deh.

Dia telah banyak menghasilkan banyak karya.Sebelum ia meninggal,sagantini mempunyai mimpi terakhir untuk mendaki gunung alpen.Ia pun mewujudkan mimpi tersebut walau dalam perjalanan pendakian ia meninggal.Sebelum meninggal ia membuat lukisan 3 yang berjudul life,natural,death.Lukisan tersebut berbentuk Triptych .Dari 3 lukisan 2 lukisan tersebut mempunyai ukuran kanvas yang sama Life dan death.Life melukiskan suasana sore hari dimana 2 orang wanita yang baru pulang,di situ juga di gambarkan seorang gembala yang sedang mengumpulkan hewan ternak dan seorang ibu yang memeluk pulas anaknya yang sedang tidur di bawah pohon.

Natural menceritakan 2 orang gembala yang pulang dari mengembala

Sedangkan lukisan death menceritakan suasana pemakaman dengan latar belakang gunung alpen.Setelah diteliti ternyata lukisan death menyimpan misteri yang akhirnya terkuak.Ternyata lukisan death menceritakan kisah kematian si pelukis.Bila kita amati dalam lukisan terdapat bayang – bayang di gunung seolah2 bayang2 dari awan.Ternyata sebuah mayat yang dibunkus dan ditarik oleh kuda.Untuk mengenang sagantini rekan – rekannya membuat musium yang terletak di desa ia tinggal yang bernama Segantini Museum di Sankt Moritz.


Jika rekan – rekan Segantini mampu menghargai karya – karyanya.Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita menghargai para pahlawan yang telah mati – matian merebut dan mempertahankan kemerdekaan? Semoga saja kita mampu memegang amanat kemerdekaan ini dari Tuhan lewat perjuangan para pahlawan.

Tidak ada komentar: